Masih dengan kegemarannya, Banjong Pisanthanakun, sutradara Pee Mak Phra Khanong, dalam menampilkan kekonyolan-kekonyolan di antara kesan romantis dan horror yang ingin dihidupkan. Setelah bermain dengan foto, hantu kembar siam, di karya terbarunya Banjong seolah masih terus percaya bahwa horror klasik tetap dapat tampil menarik. Pee Mak Phra Khanong, seperti versi terbaru dari dua karya pendek Banjong di 4bia dan Phobia 2, karena film ini memiliki jalan cerita dengan satu pertanyaan kuat sejak awal hingga akhir, “Siapa hantu sesungguhnya?”.
Film ini dibintangi oleh dua bintang populer Mario Maurer sebagai Pee Mak, Davika Hoorne sebagai Mae Nak, dan didukung pula Pongsathorn Jongwilas (ATM) sebagai Puak, Nattapong Chartpong (Phobia 2) sebagai Ter, Auttarut Kongrasri sebagai Shin dan Kantapat Permpoonpatcharasook sebagai Aey.
“Pee Mak” dibuka dengan adegan seorang wanita hamil yang sedang mengerang-ngerang kesakitan, tampak ingin melahirkan, sambil memanggil-manggil nama suaminya Mak (Mario Maurer) yang sedang membela negeri di medan perang. Nak (Davika Hoorne) ternyata diceritakan sudah melahirkan, sambil menggendong bayinya, dia setia menunggu kepulangan suaminya dari peperangan di dermaga pinggir sungai dekat rumah.
Ketika perang berakhir, Pee Mak mengundang teman-teman seperjuangannya untuk mengunjungi Phra Khanong. Setibanya di kampung halaman, Pee Mak dkk merasakan keanehan dimana kampung itu lebih sepi dari biasanya. Pee Mak memang berhasil berjumpa dengan istrinya yang cantik serta bayi yang baru terlahir. Namun, teman-teman Pee Mak satu persatu merasakan kejanggalan yang misterius. Karena kejanggalan yang dirasakan oleh Ter, Shin, Puak, Aey, mereka mendapat masalah untuk meyakinkan Mak bahwa sosok Nak yang mereka lihat adalah hantu. Clue pertama yang mereka dapatkan adalah ketika bibi Priak memberikan kabar bahwa Nak telah menjadi hantu penasaran. Tidak lama setelah itu bibi Priak meninggal, mengapung di sungai kampung tersebut.
Film ini cukup menarik untuk disaksikan dengan sinematografi yang sederhana tapi, memikat. Alur kisahnya juga mudah dicerna sebagai tontonan ringan yang menghibur meski warna alur ceritanya beragam (horror, komedia, romantis). Menikmati “Pee Mak”, memang tidak perlu repot memikirkan logis atau tidak logis. Seperti bagaimana mungkin 100 tahun yang lalu (abad ke-19) Puak dan yang lain membicarakan film “The Last Samurai” ynag terdapat aktor Tom Cruise atau sempat menyebut-nyebut nama pesulap David Blaine.
Nuansa komedi terpusat pada polah tingkah keempat sahabat. Nuansa romantis ada pada pasangan manusia-hantu yaitu Mak dan Nak. Sedangkan sentuhan horrornya terdapat pada sosok Nak yang setia mencintai Nak sampai dia menjadi hantu. Rasa kesetiaan cinta dan penasaran akan keberadaan Mak hingga dia mati membuat seluruh penduduk tercekam ketakutan karena rintihan kerinduaan Nak memanggil-manggil Mak saat berada di medan perang.
Kisah berakhir dengan bersatunya cinta Mak dan Nak meski berbeda dunia dan latar belakang identitas mereka. Nak hantu dan Mak manusia, mereka saling mencintai. Mak, Ter, Puak, Shin, Aey tetap menjadi sahabat sejati dengan saling menyayangi dan memahami Mak yang bercumpu kasih dengan hantu.
Film “Pee Mak Phra Khanong” ini rekomended untuk viewers yang suka kejutan di setiap adegannya. Cukup membuat geli, terharu, dan ngeri. Ini lah film 3 in 1.
-Shintaloka Pradita Sicca-
Posting Komentar