SEMARANG – Tepat di depan Food Court Java Mall lantai 3, Kronik
Filmedia Universitas Diponegoro bekerja sama dengan FordFoundation, In-Docs,
dan TraxFM mengadakan pemutaran Film Dokumenter (30/11). Acara yang mengusung
tema Dig Doc Film Literacy + Nonton Bersama ini telah sukses menarik minat para
pecinta film dokumenter beserta beberapa komunitas film.
Kronik
berhasil menayangkan 5 film dokumenter terpilih. Konjak Julio hasil karya Meli
R. Hadja menjadi pembuka. Dengan kisah seorang anak bernama julio (8) yang
putus sekolah karena takut dimarahi dan dipukuli oleh gurunya. Ia memutuskan
untuk menjadi Konjak (kondektur) demi membantu ibunya. Pendapatannya memang tak
seberapa, hanya cukup untuk membeli beras dan kue.
Kisah
kedua dituangkan oleh Williams Wijaya S. Dan Rengganu Suri P. Mengambil tema
perseteruan antara Bupati Pati dengan masyarakat setempat (suku Samin) yang
menolak pembangunan industri. Suku samin merasa harus menjaga wilayahnya dengan
melakukan aksi penolakan. Karena penambangan liar dan pembangunan pabrik semen
di Kabupaten Rembang tersebut dapat menghilangkan kelestarian yang selama ini
mereka jaga. Terlebih dengan Perda tata ruang yang terasa mencurigakan.
Selanjutnya,
memanfaatkan acara Stand Up Comedy yang mulai marak, Chairun Nisa memberikan
kisah seorang anak bernama Fatih Unru (7). Comic cilik yang dapat bersikap
lebih dewasa ketika berada di atas panggung Stand Up Comedy Indonesia. Dengan
bantuan perkenalan dari Pandji Prawigyo, ia sukses tampil di depan banyak
orang. Meski hanya membahas mengenai kisah alerginya dengan cokelat, namun ia
mampu membuat beberapa penonton Standing Applause.
Satu-satunya
film dokumenter yang diputar disini tanpa dialog adalah Watu Bike, karya
Agustinus Saputra. Ia sekedar menggambarkan pekerjaan para penambang batu dalam
kesehariannya. Sedangkan film terakhir berjudul Jadi Jagoan Ala Ahok, dengan
penulis naskahnya adalah Amelia Hapsari. Film ini didominasi dengan animasi
yang berhasil membuatnya tidak terkesan kaku meski menyangkut persoalan
politik.
Selain
pemutaran film, Kronik juga mendatangkan beberapa tutor yang telah sukses di
bidang perfilman. Budi Irawanto yang merupakan dosen Ilmu Komunikasi UGM,
Amelia Hapsari selaku Direktur Program In-Docs dan pembuat film dokumenter yang
telah bekerja di Amerikat Serikat, dan Dimas Jayasrana, sang pendiri Youth
Power, sebuah komunitas budaya di Purwokerto. (Mar'atul Hanifah)
Posting Komentar