Kisah bermula ketika ada sebuah peraturan dimana di
kantor perusahaan bank memberlakukan aturan bahwa tidak boleh ada hubungan
special antar karyawan. Dan sepasang karyawan yang ketahuan menjalin asmara
maka salah satunya harus mengundurkan diri.
Namun kenyataannya, sang manajer
Jib juga berpacaran dengan karyawan sekantor, dia adalah Suer. Jib merasa
bersalah, dia selalu saja memecati karyawannya yang ketahuan berpacaran, namun
dia sendiri juga berpacaran dengan Suer. Sua memberi solusi untuk menikah
dengan Jib, dan Sua membawa Jib ke wedding organizer untuk mengatur rencana
pernikahan mereka.
Keesokan harinya, mereka bertemu
di Lift, Jib berkata orang tuanya sangat senang dengan rencana pernikahan
mereka, dan mereka memberi saran agar Suer mengundurkan diri dari kantor
setelah menikah, dan sebaiknya membantu mengelola pabrik milik orang tua Jib.
Suer sangat terkejut mendengar hal ini. Suer memang mengajak Jib untuk menikah,
namun dia tidak berencana untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Mereka
berdebat panjang, dan saling tidak mau mengalah untuk mengundurkan diri setelah
menikah.
Yo , anak direktur perusahaan
magang di kantor itu. Dan dia secara terang-terangan mengaku ingin mendekati
Jib. Masalah di perusahaan mulai muncul. Ketika petugas bank sedang melakukan
pembaruan software di mesin ATM mereka melakukan kesalahan.
Seseorang pergi untuk mengambil
uang di ATM, dan ketika melakukan penarikan, uang yang keluar bertambah dobel.
Orang tersebut lalu memberitahu ke temannya, hingga akhirnya banyak orang yang
tahu dan semua orang berbondong-bondong melakukan penarikan di ATM itu.
Atas kejadian ini, Bank
mengalami kerugian sebesar 130.000 baht,
dan Jib selaku manager di perintahkan untuk melakukan investigasi selama 10
hari, mencari semua nasabah yang melakukan transaksi pada waktu. Jika Jib gagal
melakukan tugas itu, maka bos akan menarik bonus gajinya selama 10 tahun dia
bekerja di Bank itu.
Jib dan Suer mengambil
kesepakatan. Jika Jib yang duluan bisa mengembalikan uang bank yang diambil
nasabah maka Suer harus mengundurkan diri. Dan sebaliknya, jika Suer yang
terlebih dahulu mengembalikan uang bank yang diambil nasabah maka Jib harus
mengundurkan diri. Sementara itu, Yo terus saja melakukan pendekatan kepada
Jib. Jib berusaha membuat Yo agar ilfil kepadanya.
Suer memulai investigasinya, dia
tak menyangka bahwa kasusnya ternyata sangat rumit dan banyak nasabah yang
harus dicari. Saat sedang kesal, Suer melemparkan kunci mobilnya, hingga jatuh
ke lubang selokan. Suer menyamar menjadi polisi untuk meneruskan investigasinya
mencari nasabah. Dengan perjuangan yang panjang, Jib dan Suer perlahan-lahan
mulai menemukan nasabah yang bermasalah, tentu saja dengan cara mereka
sendiri-sendiri karena mereka sedang berlomba untuk menjadi pemenang di
kesepatan yang telah mereka buat.
Tinggal satu nasabah lagi yang
harus mereka temukan, Jib akhirnya menemukan nasabah itu. Suer juga sudah mengetahui
nasabah terakhir itu, Sua memperingatkan Jib agar tidak pergi menemui nasabah
itu. Pengalaman sebelumnya, Suer pernah tidak sengaja numpang tidur di gudang
rumah itu, dan ternyata di sana ada buaya liar. Jib tidak mempercayai perkataan
Suer, dan benar saja ketika Jib disana dia menjumpai buaya yang sangat besar.
Jib berteriak dan berlari, dan Suer akhirnya tiba di lokasi itu.
Pemilik rumah yang mendengar ada
keributan di luar rumahnya langsung keluar, dan dia menodongkan pistol kearah
Jib dan Suer. Suer juga menodongkan pistol, namun itu hanya pistol air. Karena
kaget, kakek tua itu tidak sengaja menekan tombol pistolnya, hingga keluar
peluru dan memantul hingga mengenai buaya kesayangan kakek itu. Bersama nasabah
lainnya, mereka berbondong-bondong membawa buaya itu ke rumah sakit. Tentu saja
seisi rumah sakit kalang kabut melihat buaya masuk ke rumah sakit. Sayangnya
buaya tersebut tidak bisa di selamatkan.
Atas kekacauan ini, Jib meminta
maaf pada semua nasabah dan berjanji akan membebaskan segala tuntutan kepada
nasabah. Ternyata Jib memiliki rencana lain, diam-diam dia merekam pengakuan
para nasabah yang sudah melakukan penarikan secara tidak wajar. Keesokan
harinya, Jib mengumpulkan rekaman itu di atas mejanya. Namun Jib kembali ragu,
lalu dia mengambil kembali kaset rekaman itu. Namun dia salah mengambil kaset,
dan si bos sudah memeriksa rekaman itu dan berencana melakukan tuntutan kepada
nasabah-nasabah itu.
Para nasabah itu kaget, lalu
menemui Suer. Dikantor, bos memberitahu kepada Jib bahwa Suer sudah membawa
kembali uang nasabah, dan bos akan membatalkan tuntutan kepada nasabah. Tak
disangka uang yang digunakan oleh Suer adalah uang untuk biaya pernikahan Suer
dan Jib. Jib yang mengetahui hal ini marah, dan mereka berdua berdebat, dan
mereka akhirnya memutuskan untuk putus. Beberapa hari setelah itu, hubungan
antara Suer dan Jib di ketahui oleh bos mereka, dan Jib memutuskan untuk
mengundurkan diri tanpa sepengetahuan Suer. Sua kembali menemui Jib, dan
kembali melamar Jib.
~END~
[Desy Kurniasari]
Posting Komentar