Tahun-tahun
berlalu, setiap hari Soi menunggu Chan pulang sekolah di halte. Namun, pada
suatu hari, Chan tidak pulang naik bus. Ia berlari karena ongkosnya digunakan
untuk membeli es krim. Ia selalu pulang membawa es krim untuk adiknya. Namun
karena terlalu lama di perjalanan, es krim yang dibawa Chan telah meleleh. Soi
menangis karena tidak dapat es krim hari ini. Chan meninggalkannya pergi. Saat
menoleh ke belakang, Soi sedang tertawa melihat kepala Ma-eum tertutup plastik
saat sedang memakan es krim yang dibuang oleh Chan. Ma-eum berusaha keras
melepaskannya. Lalu mereka berlarian menuju rumah.
Perusahaan
memindah tugaskan bibinya, dan harus pergi meninggalkan Chan dan Soi. Dengan
tetap mengirim uang bulanan pada Chan. Sebelum pergi, bibi memberikan Chan
tiket kereta dan alamat tempat ibunya berada. Malam harinya, Chan berencana
untuk pergi ke rumah ibunya. Namun berubah pikiran di terminal. Soi dan Ma-eum
menunggunya semalaman di halte. Saat bertemu dengan Chan, Soi menangis, ia
takut Chan tidak akan pulang.
Musim
salju tiba, Chan dan Soi duduk di atas papan yang ditarik oleh Ma-eum.
Tiba-tiba Chan merasa ingin buang air besar, lalu ia menyuruh Soi untuk
menunggunya dan tidak bermain tanpa Chan. Ma-eum menggonggong terus menerus,
Soi melepaskan talinya, dan Ma-eum pun berlari mengejar layangan yang terjatuh.
Saat mendapatkan layangan, es yang diinjak Ma-eum pecah dan ia terjatuh ke dalam
air. Soi khawatir melihatnya, lalu mendekat, dan jatuh karena pecahan esnya
mulai meluas. Hingga Soi pun meninggal karena petugas tidak mengijinkan Chan
menolong Soi. Karena akan berbahaya juga untuknya.
Setelah
peristiwa itu, Chan mulai sangat membenci Ma-eum. Ia menendangnya saat mencoba
mendekati dan mengikuti Chan yang hendak menemui ibunya. Ibunya tidak suka
dengan kedatangan Chan, sedangkan Ma-eum, ia berlari mengikuti kereta yang
dinaiki Chan. Saat bertemu dengan ibunya, Chan belum sempat memberitahukan
tentang Soi, hingga ibunya pergi ke Amerika.
Di
dalam bus, Chan bertemu dengan anak-anak yang sedang mengemis, mereka mengaku
bahwa ayahnya telah lama meninggal dan mereka datang ke tempat itu untuk
mencari ibunya. Mereka pun membawa Chan ke rumah, dan mulai menjadi pengemis.
Setelah mengemis di kereta, Chan bertemu dengan Ma-eum yang sedang menjaga tas
Soi yang dititipkan pada rak penitipan oleh Chan.
Keesokan
harinya, boss yang menyuruh mereka mengemis membelikan baju baru, dan menyuruh
mereka pergi ke taman hiburan untuk bermain seharian. Di saat yang sama, Ma-eum
dipaksa untuk bertarung dengan Becky. Dan jelas hasilnya adalah Ma-eum yang
hampir sekarat, dan dibuang ke pembuangan sampah.
Sepulang
bermain, Chan mencari Ma’eum. Karena sudah tidak menemukannya di tempat
pembuangan, Chan memukul-mukul kandang Becky. Bos marah dan berniat memasukkan
Chan ke dalam kandang Becky. Dengan sigap Lee Junghyun, anak yang mengajaknya
untuk ikut tinggal di rumah bersama dengan pengemis-pengemis lainnya, menelepon
polisi. Dan berhasil menggagalkan rencana bos.
Polisi
membawa mereka ke kantor, namun Chan sangat khawatir dengan kondisi Ma-eum. Di
dalam perjalanan, bos menemukannya saat mengambil tas Soi. Belum sampai bos
membawanya ke dalam mobil, Chan berhasil kabur dan dikejar oleh Becky yang
keluar dari mobil. Saat itulah Ma-eum melindunginya. Namun Ma-eum masih
terlihat sangat takut dengan Chan yang terus membencinya. Dengan kegigihan
Ma-eum yang mendekatinya, Chan menjadi luluh dan kembali bermain dengan Ma-eum.
Akhirnya
ibu mengetahui Soi telah meninggal setelah melihat daftar keluarga dan
passportnya. Dan nama Yoon Soi ditulis dengan akhiran almarhum.
Chan
sudah tidak punya tempat tinggal, ia pun mulai tidak di dalam koridor terminal
bawah tanah. Dan hal itu membuat kondisinya semakin lemah. Mata Ma-eum juga
mulai parah, yang mengakibatkan kebutaan. Chan bermaksud meninggalkan Ma-eum di
lapangan karena Ma-eum sudah tidak dapat mengikuti kemana ia pergi dengan
matanya. Ma-eum terus mengikuti Chan, takut akan kembali kehilangan Chan. Dan
Chan tidak tega melihatnya.
Petugas
menemukan Chan yang sedang sakit tertidur di koridor, lalu mereka membawanya ke
kantor untuk beristirahat di tempat yang layak. Bos yang melihat Chan dibawa ke
kantor terus mengikutinya, menculik Chan dan menaruhnya ke dalam akuarium dan
mengisi air sedikit demi sedikit hingga penuh. Para petugas menyadarinya
setelah Ma-eum yang terus menggonggong.
Ma-eum
telah menyelamatkan Chan, dengan pukulan-pukulan bos yang semakin membuat
matanya parah. Dokter manyatakan bahwa hidup Ma-eum tak lama lagi. Chan pun
membawanya pulang untuk beristirahat. Keesokan harinya, Ma-eum terbaring di
depan pintu gerbang rumahnya, ia hendak menunggu Soi di halte bus. Hingga ia
pun meninggal, menyusul Soi. Tiba-tiba Ibu Chan turun dari bus, dan mulai
tinggal di rumah bersama Chan. Menjadi Ibu yang baik dan menjaga Chan.
[Mar’atul
Hanifah]
Posting Komentar